Setiap Anak Tergadai Atas Aqiqahnya
قل صلى الله عليه وسلم عَقَّ عن نفسه بعد النبوة
Dia melakukan aqiqah atas namanya sendiri setelah menjadi nabi
قلت: والقول الأول أظهر، وهو أنه يستحب أن يعق عن نفسه، لأن العقيقة سنة مؤكدة، وقد تركها والده؛ فشرع له أن يقوم بها إذا استطاع ذلك، لعموم الأحاديث، ومنها قوله - صلى الله عليه وسلم -: "كل غلام مرتهن بعقيقته، تُذبح عنه يوم سابعه، ويحلق، ويسمّى". أخرجه الإمام أحمد، وأصحاب السنن، عن سمرة بن جندب - رضي الله عنه - بإسناد صحيح.
Qoul yang pertama lebih jelas, yaitu disunnahkannya aqiqah untuk dirinya sendiri, karena aqiqah itu sunah yang sah, dan ayahnya meninggalkannya. Maka disyariatkan baginya untuk melakukan hal itu jika ia mampu, karena sifat umum dari hadis-hadis tersebut, termasuk sabdanya – semoga Allah SWT dan sallallahu ‘alaihi wa sallam –: “Setiap anak tergadaikan aqiqahnya, disembelih. atas nama dia pada hari ketujuh, dia dicukur, dan dia diberi nama.” Dimasukkan oleh Imam Ahmad, dan para Sahabat Sunan, atas wewenang Samurah bin Jundub – radhiyallahu ‘anhu – dengan rangkaian perawi yang shahih
ومنها حديث أم كرز الكعبية عن النبي - صلى الله عليه وسلم -: "أنه أمر أن يعق عن الغلام بشاتين، وعن الأنثى شاة". أخرجه الخمسة.
Diantaranya adalah hadits Ummu Karaz Al-Ka'biah dari Rasulullah SAW -: “Dia memerintahkan dua ekor domba untuk aqiqah atas nama anak laki-laki, dan seekor domba atas nama anak laki-laki, dan seekor domba untuk anak laki-laki. seorang perempuan.” Kelimanya
Komentar
Posting Komentar
Jangan Lupa Bahagia Terimakasih