Tesis Akhir Saba'ata Asyar




Assalamu'alaikum Wr.Wb 
Hamdan wa syukron ala niamillah, washolallahu ala sayyida Muhammadin khotamin nabiyyin. 
Ama ba'du 

Terimakasih kepada masyayih, asyatid wal ulama wal umarok wa jami'il ahlina abi wa umi  wa'azwajina wa awladina wa akhina ajmain.

Seperti yang dikatakan mbah semar kepada para putra-putranya yakni gareng, petruk dan bagong " ingsun iki kawulo mung gedibal wong mlarat ora due pangkat mung pamomonge poro pandowo nanging ingsun melu susah menowo kawulo wargane poro ngastino ora bisa ngrasakno katentreman lan kani'matane urip. Kang mongko sejatine poro wargo ngastino iku wongkang nglakoni darmane urip yo iku manfaat kanggo sak podo-podo kang sifat-sifaf koyok mengkono mau tumindake poro dewo anok kayangan. 

Mulo songko iku gareng, petruk lan bagong iso gak iso celuken bendaramu kabeh. Ingsun arep njaluk jamus kalimo sodo maring sangyang wenang yo gusti kang moho agung yo kang moho tunggal yo kang ngwasani jagat.

Olehku mbangun kahyangan mangke mugo pikantuk ridhone gusti, sinembadan opo wae  panyuwunan kang pungkasan mugo sedoyo kawulo wargane poro ngastino urip tentrem gemah ripah loh jinawe rukun marang sanak famili, tonggo teparo ugo sak podo-podo. (Kutipan ki Dalang Seno Nugroho alm) dalam lakon "semar bangun kayangan". 

Dalam lakon semar mbangun kayangan tersebut perjalanannya tidak mudah sebab ada saja halangan dan rintangan bukan saja dari bolo kurowo yang nyata-nyata memusuhi pandawa.  Namun dari kalangan pandawa juga ada yang meremehkan bahkan mencaci maki semar yaitu bolo dewo kakangipun prabu kresno " wong dapure semar wong mlarat gak duwe drajat kok ate mbangun kayangan. Ngono iku jenenge cebol gayuk lintang " 

Tetapi dijelaskan oleh semar bahwa yang dikatakan mbangun kahyangan bukanlah upaya dhohir namun upaya bathin. Sebanyak apapun kekayaan tidak akan sanggup menebus kahyangan apabila tidak dengan niat, keyakinan, ketaatan dan ketulusan. 

Bahwa kahyangan itu adalah negrinya para dewa atau para malaikat yang segalanya penuh kenikmatan ketentraman dan kebaikan dan tidak kerusakan. 


1. NIAT
Niat menentukan segalanya
niat ibarat alamat yang akan kita tuju, jika alamat yang akan kita tuju tidak jelas maka akan salah sasaran.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِا للَّغْوِ فِيْۤ اَيْمَا نِكُمْ وَلٰـكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ
laa yu-aakhizukumullohu bil-laghwi fiii aimaanikum wa laakiy yu-aakhizukum bimaa kasabat quluubukum, wallohu ghofuurun haliim

"Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 225)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

2. Keyakinan 
Keyakinan adalah keimanan (percaya dengan kesungguhan hati) orang yang yakin disebut  orang beriman .

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
innamal-mu-minuunallaziina aamanuu billaahi wa rosuulihii summa lam yartaabuu wa jaahaduu bi-amwaalihim wa angfusihim fii sabiilillaah, ulaaa-ika humush-shoodiquun

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 15)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

3. Ketaatan 
Ketaatan adalah penghambaan kepada sang pemilik jiwa raga kita ini. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضِ وَلَهُ الدِّيْنُ وَا صِبًا ۗ اَفَغَيْرَ اللّٰهِ تَـتَّـقُوْنَ
wa lahuu maa fis-samaawaati wal-ardhi wa lahud-diinu waashibaa, a fa ghoirollohi tattaquun

"Dan milik-Nya meliputi segala apa yang ada di langit dan di Bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan selama-lamanya. Mengapa kamu takut kepada selain Allah?"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 52)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

 4. Ketulusan 
Ketulusan adalan kemurnian hati,  kejujuran dari hati dan keihlasan dengan penuh suka cita
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّا تَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَا تَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
wa man ahsanu diinam mim man aslama waj-hahuu lillaahi wa huwa muhsinuw wattaba'a millata ibroohiima haniifaa, wattakhozallohu ibroohiima kholiilaa

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaik dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya)."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 125)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

Dari keempat syarat untuk tercapainya membangun kayangan tersebut. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah nabi Ibrahim akan pentingnya menamkan keyakinan dan ketauhidan dalam menjalani kehidupan. 

Selamat hari raya Idul Adha 10 Dhulhijjah 1443 H Mohon maaf lahir dan bathin. 

Wassalamualaikum wr.wb 



Untuk  tesis akhir 


Penulis 

AHMAD KHUSAINI

Spesial to 
Alm. Ki Seno Nugroho





Komentar

Postingan Populer