Sekolahku Adalah Rumahku

Sekolahku Adalah Rumahku

Baru-baru ini banyak isu tentang ruginya orang sekolah. Banyak pendapat yang bikin panas telinga dan nyesek di hati. Bagaimana gak panas dan nyesek dihati. Masak sekolah, mencari ilmu, ngalap barokah, pengabdian, luru ilmu katanya bikin bodoh gak  ada untungnya. " sudah membayar banyak habis biaya banyak tapi gak bisa kerja dan bodoh".
Ungkapan seperti itu yang bikin penulis jadi ingin membuat artikel ini.
Bagi penulis tak masalah menjadi bodoh, tak masalah tak dapat pekerjaan. Sebab penulis yakin dengan sekolah dengan belajar sepanjang hayat termasuk ibadah yang wajib. Walaupun hasilnya tetap nol, bodoh, dan tidak mendapat pekerjaan dengan penghasilan besar.
Penulis sadar yang maha pintar, maha kaya, maha besar, maha segalanya adalah Allah.
Penulis sadar tanpa belajar dan mencari ilmu  sepanjang hidup manusia akan mengalami hidup yang sia-sia belaka.
Coba kita merenungi bahwa awal kelahiran menusia sampai menjelang ajalnya. Disitu banyak peristiwa belajar dan belajar.
Sejak awal kelahiran kenapa menangis? gak langsung bicara sebab disitu ada peristiwa اقرء kewajiban membaca. Dan bacaan atau bahasa bayi adalah tangisan. Menjelang berjalan mulai aktif melakukan permainan yang lucu-lucu dan aneh tingkahnya disitu peristiwa belajar bahasa tubuh, menjelang dewasa ada sedih, ada suka, ada cinta disitu belajar bahasa hati bahasa rasa.
Menjelang kematian nazak atau sakrotul maut disitu ada bahasa alam barzah. Betapa ngerinya alam barzah jika tidak mendapatkan nikmat qubur. Dan orang yang nazak berada diantara dua alam yaitu kehidupan dan kematian.
Ketika nazak diperlihatkan pintu alam kematian disitu diperlihatkan macam-macam tingkah orang yang yang mendapat nikmat qubur dan siksa kubur. Maka beruntungluh orang yang menemeni orang nazak dan membimbing serta mengajarkan agar kembali ke kalimat Tauhid.
Sebab pada dasarnya memang hidup ini singkat bagaikan mampir ngumbe ( sejenak minum) dan akan kembali ke alam sejati yaitu Akhirat.
Dalam perjlanan singkat yang hanya sejenak minum alangkah ruginya jika tidak mempersiapkan diri dengan belajar, beramal, dan berusaha mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Sekolah, madrasah, majlis ta'lim, pondok pesantren bagi penulis adalah rumah penulis. Dimana penulis mendapat pengajaran, hikmah serta plajaran disitulah rumah penulis dan rumah penulis adalah surga bagi penulis
 ( البيتي جنتي). Bagi kami belajar itu sepanjang hayat dan tempat kami belajar disitulah tumah kami. Kami bagi kami guru-guru, ustadz, lak yai bu nyai kami adalah orang tua kami. Dimana ketika orang tua kandung kami jauh dari kehidupan kami merekalah yang menyayangi kami dengan berbagai pengetahuan, pelajaran, hikmah serta kasih sayang. Mereka adalah orang tua kedua bagi kami. Yang mengajarkan akan pentingnya kembali yaitu menuju pada sang pencipta.
Selain itu didalam sebuah hadits dijelaskan akan pengtinya menuntut ilmu, sekolah atau belajar


Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa berpindah tempat untuk menuntut ilmu (syariat) maka dosanya diampuni sebelum dia melangkah. 



وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَكْرِمُوا اْلعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ عِنْدَ اللهِ كُرَمَاءُ مُكْرَمُوْنَ

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Mulyakanlah para ulama karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang mulya yang dimulyakan di sisi Allah SWT"


وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَظَرَ اِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ نَظْرَةً فَفَرِحَبِهَا، خَلَقَ اللهُ تَعَالَى مِنْ تِلْكَ النَّظْرَةِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa setelah melihat wajah orang alim merasa bahagia, walaupun hanya sekali lihat saja, maka Allah SWT meciptakan dari pendangan tersebut seorang malaikat yang akan memintakan ampunan bagi orang tersebut hingga hari kiamat".

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اَكْرَمَ عَالِمًا فَقَدْ اَكْرَمَنِيْ، وَمَنْ اَكْرَمَنِيْ فَقَدْ اَكْرَمَ اللهَ وَمَنْ اَكْرَمَ اللهَ فَمَأْوَاهُ الْجَنَّةُ

Nabi Muhammad SAW bersabda:

 "Barang siapa memulyakan orang alim maka dia benar-benar telah memulyakanku dan barang siapa memulyakaknku maka dia benar-benra telah memulyakan Allah dan barang siapa memulyakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga".


Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Barang siapa mempelajari satu bab ilmu (saja), baik diamalkan maupun tidak, maka itu saja sudah lebih baik daripada shalat sunat 1000 raka`at ".


وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا زَارَنِيْ وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا صَافَحَنِيْ، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا جَالَسَنِيْ فِى 
الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِيْ فِى الدُّنْيَا اَجْلَسْتُ مَعِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Panutan paling istimewa dan paling utama adalah kanjeng Nabi Muhammad Saw dan orang-orang yang menjadi pewaris beliau adalah para ulama. Untuk itu wajiblah kita belajar pada para ahli ilmu agar senantiasa mendapatkan kedamaiaan lahir dan batin dalam menjalani kehidupan yang singkat ini. 
Adapun kalimat tauhid yang wajib kita yakini, kita amalkan sejak permulaan kelahiran sampai ahir kehidupan dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad Saw sbb :

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa yang akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha illallah’ dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud 3118)

Demikian artikel ini penulis buat semoga kita semua tidak pernah merasa rugi untuk menyekolahkan anak-anak kita dan mewajibkan diri kita sendiri untuk sadar bahwa belajar itu penting. Belajar itu kebutuhan kita agar didalam  beribadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta mengetahui tata cara, jalan dan petunjukNya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لْعَصْرِ ۙ 
wal-'ashr

"Demi masa."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ 
innal-ingsaana lafii khusr

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
illallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati wa tawaashou bil-haqqi wa tawaashou bish-shobr

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com


Akhirnya penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kehilafan karena penulis masih bodoh dan masih butuh banyak belajar. 





Komentar

Postingan Populer