NYEMPLUNG TELOGO NIRMOLO
Mengambil judul dari syair karya mbah sujiwo tejo. Penulis terinspirasi akan syair miwah ingsun karya mbah sujiwo tejo.
Entah apa yang ada dibenak beliau sehingga muncul syair yang ada getaran bagi penulis.
Setiap orang tak lepas dari perjalanan suka duka kehidupan, mungkin itulah gambaran perjalanan syair tersebut
Kenapa harus nyemplung
Kenapa harus tenggelam di sebuah telaga nirmala sedangkan alam ini sangat luas ilmu dibumi ini bagai setets air dari jarum yang diberikan kepada manusia.
Bukan berarti penulis pelit untuk tidak mau mengamalkan ilmu di dunia pendidikan lagi.
Penulis merasa sudah cacat dan gagal karena belum bisa menjadi sebuah contoh yang baik untuk generasi berikutnya.
Sdm unggul Indonesia maju
Sedangkan penulis hanya manusia bodoh yang merasa pandai
Dungu merasa jenius
Penuh dosa mengaku alim
Didepan menghalangi
Di tengah menjadi ranjau
Dibelakang menjadi beban
Pendidik yang baik selalu bisa jadi panutan lahir maupun batinnya
Itulah sebabnya mengapa orang salaf dulu selalu menganjurkan tirakat dan riyadoh
Generasi yang produktif akan selalu diandalkan dimasa datang sebab generasi yang produktif sudah tentu mampu mandiri dan berkreasi serta mempunyai watak tegas bukan plin plan jujur ulet serta bertanggung jawab
Sedangkan generasi yang yang konsumtif akan selalu menjadi benalu bagi orang lain.
Sebuah benalu adalah jenis tumbuhan yang bergantung pada orang lain.
Watak dan sifat benalu adalah watak yang buruk. Namun juga watak yang baik kesetiaan benalu tidak diragukan lagi. Dia akan mati jika yang tumbuhi sudah mati.
Mungkin syair mbah sujiwo tejo ini mengajarkan agar kita selalu tepos liro atas segala apapun peristiwa apapun didunia ini
Selalu mengedepankan humanisme dan keimanan.
Untuk mencapai keTuhan maka injaklah kepalamu.
Artinya untuk mencapai pada Tuhan dan keagungan sifat Tuhan bercinta dan bermesraan dengan Tuhan jangan gunakan akalmu.
Sudah tentu akal tidak akan bisa menampung sifat-sifat kudrot irodatNya
Butuh hati yang masak serta fikiran yang masak untuk menikmati sajian KeTuhanan
Bukan ego ambisi serta keangkara murkaan
Dan tipu daya nafsu hewaniah yang dikedepankan
Ketika mampu jernih maka mbrebes mili air dari langit
Miwah ingsun
Karya mbah sujiwo Tejo
Mengambil judul dari syair karya mbah sujiwo tejo. Penulis terinspirasi akan syair miwah ingsun karya mbah sujiwo tejo.
Entah apa yang ada dibenak beliau sehingga muncul syair yang ada getaran bagi penulis.
Setiap orang tak lepas dari perjalanan suka duka kehidupan, mungkin itulah gambaran perjalanan syair tersebut
Kenapa harus nyemplung
Kenapa harus tenggelam di sebuah telaga nirmala sedangkan alam ini sangat luas ilmu dibumi ini bagai setets air dari jarum yang diberikan kepada manusia.
Bukan berarti penulis pelit untuk tidak mau mengamalkan ilmu di dunia pendidikan lagi.
Penulis merasa sudah cacat dan gagal karena belum bisa menjadi sebuah contoh yang baik untuk generasi berikutnya.
Sdm unggul Indonesia maju
Sedangkan penulis hanya manusia bodoh yang merasa pandai
Dungu merasa jenius
Penuh dosa mengaku alim
Didepan menghalangi
Di tengah menjadi ranjau
Dibelakang menjadi beban
Pendidik yang baik selalu bisa jadi panutan lahir maupun batinnya
Itulah sebabnya mengapa orang salaf dulu selalu menganjurkan tirakat dan riyadoh
Generasi yang produktif akan selalu diandalkan dimasa datang sebab generasi yang produktif sudah tentu mampu mandiri dan berkreasi serta mempunyai watak tegas bukan plin plan jujur ulet serta bertanggung jawab
Sedangkan generasi yang yang konsumtif akan selalu menjadi benalu bagi orang lain.
Sebuah benalu adalah jenis tumbuhan yang bergantung pada orang lain.
Watak dan sifat benalu adalah watak yang buruk. Namun juga watak yang baik kesetiaan benalu tidak diragukan lagi. Dia akan mati jika yang tumbuhi sudah mati.
Mungkin syair mbah sujiwo tejo ini mengajarkan agar kita selalu tepos liro atas segala apapun peristiwa apapun didunia ini
Selalu mengedepankan humanisme dan keimanan.
Untuk mencapai keTuhan maka injaklah kepalamu.
Artinya untuk mencapai pada Tuhan dan keagungan sifat Tuhan bercinta dan bermesraan dengan Tuhan jangan gunakan akalmu.
Sudah tentu akal tidak akan bisa menampung sifat-sifat kudrot irodatNya
Butuh hati yang masak serta fikiran yang masak untuk menikmati sajian KeTuhanan
Bukan ego ambisi serta keangkara murkaan
Dan tipu daya nafsu hewaniah yang dikedepankan
Ketika mampu jernih maka mbrebes mili air dari langit
Miwah ingsun
Karya mbah sujiwo Tejo
Komentar
Posting Komentar
Jangan Lupa Bahagia Terimakasih