Bang-Bang Tut

Lagu zaman dahulu kala. dimasa kecil dulu tak terasa membawa dambak  yang sangat nyata di kehidupan saat ini.

Orang zaman dulu memang aneh .... ngajinya gak begitu fasih baik makhroj dan tajwidnya.
Namun apapun yang jadi ngendikonya ucapannya banyak yang menjadi kenyataan dizaman era yang serba modern ini.
Satu contoh le "nduk ojok ngadek ndek tengah lawang engkok seng nakokno mbalik"
Ada lagi "le ojok mangan ndek layah engkok lek dadi manten kudanan"
Padahal remeh sekali.... namun kenapa sering terjadi kenyataan.

Selama hampir 25 tahun sejak penulis masih dibangku sekolah taman kanak-kanak  al-mubarok sampai sekarang sering menjumpai kenyataan dari ucapan orang-orang terdahulu.
Yang mana orang zaman dulu memang cenderung mendidik dan mengajari anaknya untuk beretika dan berbudi pekerti luhur bukan mengajari kepandaian.
Seseorang yang pandai belum tentu baik dan bijaksana namun seseorang yang beretika baik dan berbudi pekerti luhur sudah tentu pandai.
Tolak ukur kepandaian orang zaman dulu terletak pada akhlak etika dan sopan santunnya. Sedangkan diera kemajuan tolak ukur kepandaian seseorang dikukur dari kelandaiannya menjawab dan menghitung sebuah pertanyaan.
Kalau mengingat zaman Nabi Musa As. Ketika nabi Musa merasa paling pandai dan paling berilmu diantara makhluk ciptaan Allah yang lain di bumi justru teguran Allah melalui hambanya yang lain yang tidak terkenal dan dikenal di kalangan orang-orang intlektual dan para ahli ilmu zaman itu.
Dia adalah Hidir As.
Temuilah makhlukku yang tinggal di antara dua lautan yang antara satu dengan lainnya berbeda rasa berbeda warna antara air tawar dan air laut.
Disanalah ada makhlukku hambaku yang jauh lebih berilmu dibandingkan kamu wahai musa kata Allah.  Disanalah kamunakan tahu bahwa dia lebihbpandai daripada dirimu lebih berilmu djbandingkan dirimu.
Dalam perjalanannya mencari ilmu dan pencarian terhadap hamba Allah yang jauh lebih berilmu dari pada musa itu keanehan demi keanehan terjadi.
Selanjutnya ketika bertemupun jauh lebih aneh dan jauh lebih diluar kemampuan ilmu nabi Musa.
Bagaimana tidak nabi hidir tidak punya tempat tinggal gembel musafir dan terlihat compang camping. Namun tak disangka anugerah Allah malah di titipkan pada Hidir As dari pada kepada nabi Musa.
Dari banyak literatur yang penulis baca ternyata memang ilmu itu harus dijalani dengan amal.
Dan ketika beramal harus ridho dan sadar bahwa tak ada kuasa atas segala apapun kecuali atas kehendakNya.
Ilmu = pengetahuan
Amal = perbuatan
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak berbuah.
Begitu juga perbuatan yang tidak didasari ilmu pengetahuan sama juga dengan buah yang tak  berpohon. adinya orang aneh.

Ada sebuah ungkapan orang alim zaman dulu
Yang baitnya seperti ini :

  Ų§Ł„Ų¬Ų§ Ł‡Ł„ŁˆŁ† ŁŁ…ŁˆŲŖŁ‰ Ł‚ŲØŁ„ Ł…ŁˆŲŖŁ‡Ł… # ŁˆŲ§Ł„Ų¹Ų§Ł„Ł…ŁˆŁ† ŁˆŲ§Ł† Ł…Ų§ŲŖŁˆ ŁŲ§Ų­ŁŠŲ§Ų”

Orang yang tak berilmu maka sama saja dengan orang yang mati sebelum datangnya kematiannya # dan orang yang berilmu walaupun mati orangnya sesungguhnya masih hidup orang tersebut.

Keistimewaan orang yang berilmu walaupun telah meninggal aslinya masih hidup. 
Sedangkan orang yang yang tak berilmu sama juga dengan mayat yang hidup.


Jadi jangan pernah kecewa kemudian menyesal mengeluarkan sebagian rezeki untuk menyekolahkan anak dan membiayainya dalam mencari ilmu

#ayomondok#ayongaji#sarungbandel#ciemet2007.

Sebab orang yang tak mau mencari ilmu dan tidak berilmu sama juga dengan orang yang mati  yang belum mati. 




Penulis juga masih belum sempurna 
Namun setidaknya mari belajar bersama untuk lebih baik dimasa depan demi anak cucu kita.

#ayomondok#ayongaji#sarungbandel#ciemet2007.

Bandel tapi jangan keluar dari rel


Komentar

Postingan Populer